Dimulai
setelah anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, jasad
tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh anda yang diam
dan terbujur kaku akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan
dibungkus kain kafan, jenazah anda akan
di bawa ke kuburan degan keranda. Sesudah jenazah anda dimasukkan ke
dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan
cerita anda.
Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama,
kuburan anda sering dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya
sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun
yang datang mengunjungi.
Sementara itu, keluarga dekat anda
akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan oleh kematian
anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur anda akan kosong. Setelah
pemakaman, sebagian barang-barang milik anda akan disimpan di rumah:
baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milik anda akan diberikan
kepada mereka yang memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan
dibuang atau diarsipkan. Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang
masih berkabung akan kepergian anda. Namun, waktu akan mempengaruhi
ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa
kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang anda. Tak lama
lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi anda yang
masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat orang atau tidak, hal
tersebut tidak ada gunanya bagi anda.
Sementara semua hal ini
terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses
pembusukan yang cepat. Segera setelah anda dimakamkan, maka
bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat
tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang
dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung,
mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih
darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang
terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut,
kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya
perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru,
jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling
mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi
menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan
yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari
tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak
juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini
berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.
Tidak ada
kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul
bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan
yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi.
Singkatnya, “onggokan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali;
mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih
tepatnya, ruh anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas
anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda – akan menjadi
bagian dari tanah.
Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?
Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti
kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan
tersembunyi yang sangat penting
Akhir kehidupan yang sangat
dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan dirinya bahwa ia
bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam
tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki
suatu eksistensi di luar tubuhnya. Selain itu, manusia harus paham akan
kematian tubuhnya – yang ia coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup
selamanya di dunia yang sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat
penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti
dan berakhir menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera
terjadi.
Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini,
ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal
yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan
eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti
ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya
pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat
mengingatkannya [akan kematian]. Kebanyakan orang melihat kematian itu
jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati
pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan
apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua
orang berpikiran, belum saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu
masih ada hari esok untuk hidup.
Bahkan mungkin saja, orang
yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk
menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak pernah
terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian
mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap
untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan
menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat
ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus
diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari
kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk
menghindarinya:
Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah
berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan,
dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap
kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)
Manusia yang
diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang
diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi
segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi
hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke
dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang
dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri
dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa
seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja.
Sumber : https://www.facebook.com/SunnahRosulullohSallallohuAlaihiWasallam